Jumat, 30 Oktober 2009

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda yang Tak Bermakna - Pelajaran Sejarah Ditanamkan Sejak Dini
Written by Swisma
Saturday, 31 October 2009 09:34

Pekik Sumpah Pemuda bergema di Lapangan Merdeka Medan pada peringatan ke-81 Sumpah Pemuda 28 Oktober 2009 di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Di antara para pemuda yang berbaris rapi itu, sejumlah pemuda mengenakan busana daerah membacakan teks sumpah pemuda dengan pimpinan upacara Gubernur H Syamsul Arifin.



Peringatan Sumpah Pemuda seperti ini tidak hanya digelar di Sumatera Utara tapi juga di daerah-daerah di Indonesia lainnya sebagai peristiwa nasional yang dianggap sebagai salah satu tonggak sejarah yang sangat penting di Indonesia yang dirancang untuk mengingatkan 'jasa besar' pemuda-pemudi Indonesia dimasa lalu.


Namun di kalangan pelajar maupun mahasiswa, makna Sumpah Pemuda itu kini dinilai sudah mulai meluntur.Pemuda zaman sekarang sangat jarang sekali bergotong royong untuk kepentingan bersama, malah ada di antara mereka berjalan sendiri- sendiri untuk mencapai tujuannya masing-masing.


Ungkapan miris ini dinyatakan Gubernur Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Al Amin kepada Global, Jumat (30/10). Menurutnya, saat ini banyak pemuda terkesan tidak pedulian dan mementingkan dirinya sendiri.


"Kondisi seperti itu dinilainya sangat terasa terutama di kota-kota besar yang di antara pemuda-pemudi sudah tidak ada semangat kebersamaan. Mungkin karna faktor pendidikan zaman sekarang umumnya penerapan solidaritasnya menjadi berkurang," ujar Amin.


Karena itu Amin menilai, untuk mengingat sejarah dan mengenang 'jasa besar' pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia di masa lalu yang bersatu mengusir kaum penjajah, maka perlu ditanamkan pelajaran sejarah itu sejak pendidikan di usia dini, hingga ke tingkat pendidikan tinggi. Dengan demikian kaum pemuda itu akan menyadari makna kebersamaan meskipun dari berbeda suku, agama maupun ras.


Hal senada juga dikatakan Neli, mahasiswi Fakultas Kedokteran USU. Bagi mahasiswi etnik Tionghoa ini, makna sumpah pemuda itu kini tidak bergaung lagi.


Salah satu yang diterapkan Neli dalam kehidupannya sebagai warna negara Indonesia, meski dia berasal dari etnik Tionghoa, tapi dia sangat jarang sekali berbicara dengan sesamanya dalam bahasa "Ibu" jika sedang tidak berada di lingkungannya. Jadi tidak heran kalau Neli mengaku teman-temanya kuliah maupun di sekitarnya lumayan banyak.


"Memang masih ada pemuda peduli dengan lingkungan di sekitarnya, namun itu masih sangat kecil jumlahnya dibandingkan pemuda yang lebih banyak kesan cueknya," ucap alumni SMA Sutomo 1 Medan ini.


Bagi Neli, sumpah pemuda itu hendaknya bisa lebih dimaknai lagi jika ditumbuhkan akan kecintaan kepada bangsa ini melalui pelajaran di sekolah terhadap perjuangan dan pengorbanan para pemuda pada masa lalu.


Selain itu Neli juga berharap ke depan pemerintah agar tidak membeda-bedakan pemuda dari etnik, agama dan golongannya. Sebab semua pemuda di Indonesia ini sama-sama memiliki hak dan kewajibannya sebagai warga negara.


Sedangkan Tika Armayani, siswi SMKN 5 Medan mengaku mengetahui adanya peringatan sumpah pemuda, namun dia tidak tahu makna sumpah pemuda dalam kehidupannya.


Sebagai pelajar, Tika sadar pada isi sumpah pemuda itu mencakup tentang berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Namun kenyataannya sumpah pemuda tersebut sekarang tidak nyata lagi. Salah satu bukti, tidak jarang ada kejadian yang memerlukan tindakan gotong royong, tapi tidak teralisasi dalam pelaksanaannya.


Pengamat sosial Prof Zulkarnain Lubis mengatakan, isi dari sumpah pemuda itu masih tetap relevan sampai dengan sekarang dan masa yang akan datangsebagai pengrajut dan pemersatu bangsa ini. Karena itu nilai-nilai yang terkandung dalam sumpah pemuda harus tetap dilestarikan dan dipertahankan serta diteruskan kepada generasi muda dan generasi mendatang.


Mantan Rektor UMA ini mengaku, belakangan ini pemersatu bangsa mulai mengancam dan dikhawatirkan merusak sendi-sendi kehidupan persatuan dan kesatuan, bahkan masalah agama selalu dipertentangkan.


"Memang agama itu suatu yang sakral, tapi itu urusan pribadi. Jadi jika kita terus mempertentangkan agama, saya rasa kita tidak akan aman. Karena itu berikan kebebasan orang untk menjalankan agamanya demikian juga dengan perbedaan etnik.


Salah satu bentuk mulai lunturnya nilai-nilai sumpah pemuda itu, kata Zulkarnain adalah pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah ataupun pemilu.


"Bukan tidak mungkin pilkada itu dikhawatirkan menimbulkan perpecahan antar berbagai etnik. Sebab dalam pelaksanaannya selalu membawa-bawa etnis dan agama untuk mendapatkan dukungan.


Zulkarnain menyebutkan, sebentar lagi pemilihan Walikota Medan akan dilaksanakan. Pada situasi seperti ini dia menilai banyak yang melanggar dari nilai-nilai terkandung dalam sumpah pemuda itu karena selalu membawa-bawa etnis dan agama.


"Itu selalu yang dibesar-besarkan masyarakat dalam indikator memilih orang. Padahal semangat sumpah pemuda tidak mengenal itu. Sebab apapun agama dan etniknya tidak menjadi pertimbangan utama untuk memilih kepala daerah atau jabatan apapun. Hal ini bahaya juga untuk ke depan," ucap Zulkarnain.


Demikian juga dengan penggunaan bahasa asing. Masih ada di masyarakat ini yang berbicara di tempat-tempat formal menggunakan bahasa asing, karena ingin disebut elite, sehingga bahasa Indonesia dihapus.


"Saya tidak apriori terhadap bahasa asing, malah kita harus mampu mengasai bahasa asing tersebut. Tapi jika penggunaannya tidak pada tempatnya karena ingin merasa 'gagah-gagahan', maka hal ini dikhawatirkan menimbulkan bahaya juga untuk ke depan," ucap Zulkarnain.


Zulkarnain menilai, penghargaan terhadap bahasa Indonesia masih kurang. Misalnya saja, banyak kata-kata asing yang seakan sudah menjadi baku di negara ini, di antaranya kata laundry, supermarket dan lainnya lagi.


"Ke depan hal itu harus kita pikirkan ulang bagaimana mengatasinya. Melalui sumpah pemuda, mari kita kembali menghayati,merenungkan betapa luhurnya hal-hal yang terkandung dalam sumpah pemuda tersebut," katanya.


Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Percut Sei Tuan, peringatan sumpah pemuda bukan saja diperingati, tapi disertai juga dengan dirangkai dengan kegiatan kreativitas pemuda.


"Untuk memperingati hari sumpah pemuda itu, kami menggelar lomba keterampilan siswa dengan melibatkan 244 siswa se-kabupaten Deliserdang pada hari ini, Sabtu (31/10)," ujar Kepala SMKN 1 Percut Sei Tuan Drs Jaswar MPd.


Menurutnya, untuk menanamkan makna sumpah pemuda di kalangan para siswa, sekolah mengajarkan sejarah melalui pendidikan kewarganegaraan.


Jaswar menilai, nilai-nilai luhur dari sumpa pemuda itu terlihat nyata di sekolahnya. Terbukti, sampai saat ini tidak pernah ada perbedaan antarsiswa dari berbagai etnik maupun agama. Hal ini telah diterapkan sejak mulai masuk sekolah pada masa orientasi sekolah (MOS) dengan menanamkan nilai-nilai seni dan budaya serta bahasa.


"Bahkan siswa di SMK ini yang dominan kaum pria juga diajarkan kebudayaan daerah dengan mengajari tarian-tarian daerah dari Indonesia," kata Jaswar.


Untuk itu makna dari sumpah pemuda itu perlu terus ditanamkan kepada para siswa sebagai generasi penerus bangsa. Jaswar juga berharap melalui sumpah pemuda diharapkan dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antarsesama siswa maupun guru.

Rabu, 14 Oktober 2009

HUT KUANSING

HUT ke-10 Tahun
Kuansing Tunjukan Kemajuan Meyakinkan

Senin, 12 Oktober 2009 - 19:08:57 WIB


TELUK KUANTAN - Sejumlah indikator keberhasilan selama 10 tahun berdirinya Kuansing sebagai kabupaten menunjukkan kemajuan yang meyakinkan. Kemajuan-kemajuan ini hendaknya bertahan dan ditingkat dimasa-masa yang akan datang.

Hal tersebut disampaikan Bupati, H Sukarmis, di sidang paripurna DPRD Kuansing yang ditaja dalam rangka memeriahkan HUT Kuansing ke-10 di gedung DPRD, kemaren. Tampak hadir dalamacara ini mantan Bupati, H Asrul Ja�afar, Wabup H Mursini, Sekda H Zulkifli dan para tokoh pendiri Kuansing.

Indikator keberhasilan selama sepuluh tahun ini, ujar Bupati Sukarmis, dapat dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi. Tahun 2001 pertumbuhan ekonomi 5,29 persen dan tahun 2007 meningkat menjadi 8,91 persen. Produk domestik bruto per kapiat tahun 2001�2008, juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Dimana PDRD per kapita harga konstans tahun 2001 Rp7,03 juta dan di tahun 2008 menjadi Rp9,05 juta. �Data ini memberikan gambaran bahwa secara rill tingkat kemampuan daya beli per orang berada pada tingkat yang cukup tinggi,� ujar Bupati Sukarmis.

Selanjutnya, kata Bupati Sukamis, ditinjau dari indiaktor sosial juga
menunjukkan arah yang menggembirakan. Angka kemiskinan tahun 2002 sebesar 28,24 persen dan tahun 2008 berkurang menjadi 21,90 persen. Indeks pembangunan manusia tahun 2002 sebesar 66,7 persen dan tahun 2008 menjadi 73,9 persen.

Usia harapan hidup tahun 2002, katanya, sebesar 68,85 persen dan tahun
2008 untuk lahir sebesar 66,7 persen dan perempuan 62,9 persen. Angka
kematian bayi tahun 2002 sebesar 47,7 persen dan tahun 2008 menjadi
0,57 persen. Angka partispasi pendidikan murni tahun 2002 untuk
tingkat SD sebesar 70,22 persen, tahun 2008 menjadi 99,01 persen.
Tingkat SMP tahun 2002 sebesar 66,59 persen, tahun 2008 menjadi 84,90
persen. Tingkat SLTA tahun 2000 sebesar 57,11 persen dan tahun 2008
menjadi 71,36 persen.

"Angka putus sekolah untuk tingka SD tahun 2000 2,21 persen dan tahun 2008 1,42 persen. Tingkat SMP tahun 2000 sebesar 2,01 persen dan tahun 2008 jadi 0,03 persen. Tingkat SLTA tahun 2000 sebesar 3,01 persen dan tahun 2008 jadi 0,036 persen," pungkasnya. (idi susianto)

Kamis, 01 Oktober 2009

GEMPA SUMBAR


Ribuan Orang Masih Terperangkap
Friday, 02 October 2009
EVAKUASI KORBAN Tentara dan relawan mengevakuasi korban gempa dari reruntuhan sebuah hotel di Padang, Sumatera Barat, kemarin. Tercatat korban tewas sementara mencapai 478 orang.


PADANG (SI) — Korban gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) di Sumatera Barat (Sumbar) Rabu lalu (30/9) terus bertambah hingga mencapai 478 orang tewas. Jumlah korban ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat ribuan orang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan.

Begitu masifnya kerusakan akibat gempa bisa terlihat dari runtuhnya sebagian besar bangunan di Kota Padang.Bangunan Hotel Ambacang di Jalan Gereja setinggi empat lantai rata dengan tanah akibat guncangan gempa. Di hotel ini sekitar dua ratus korban yang terperangkap belum bisa dievakuasi. Menurut tim medis kepolisian setempat, baru 16 jenazah yang berhasil dievakuasi. Korban kebanyakan adalah para tamu hotel yang sedang mengikuti seminar di lantai satu. Gedung Hotel Bumi Minang di Jalan Bundo Kandung juga runtuh.

Sebuah gedung tiga lantai milik lembaga bimbingan belajar Gama di Jalan Proklamasi juga luluh lantak dan diperkirakan sekitar 50 anak yang sedang belajar tertimbun bangunan. Sebanyak 38 jenazah kemarin berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan ini. Hingga tadi malam evakuasi besar-besaran terus dilakukan untuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan. Sayang,evakuasi ini terhambat karena minimnya alat berat.Tanpa alat berat ini, korban reruntuhan bangunan sangat sulit ditemukan.

Pemerintah dan pihak terkait lain diharapkan menambah alatalat berat ke Kota Padang dan daerah lain yang terkena gempa untuk mempercepat upaya evakuasi korban. Warga Padang yang juga anggota DPRD Sumbar, Rafdinal, mengaku menyaksikan begitu banyaknya titik puing-puing bangunan yang belum bisa digali untuk mencari korban.“Kami harap bantuan juga dalam bentuk pengiriman alat-alat berat,” katanya di lokasi gempa. Lokasi yang hancur tersebar sangat banyak.

Diharapkan pada lokasi yang diperkirakan banyak korban tertimbun dapat dikirim alat berat secepatnya. Akibat kurangnya alat berat ini, salah satu titik yang belum tersentuh evakuasi adalah di reruntuhan bangunan berlantai lima tempat pendidikan bimbingan belajar Sony Sugema College (SSC) di Jalan Veteran, Padang. Menurut pemilik SCC,Tony, saat gempa terjadi diperkirakan ada 40 siswa sedang belajar di dalam bangunan itu.

Hingga kemarin belum ada upaya evakuasi kepada korban yang diduga masih terjebak di dalam bangunan yang runtuh. “Kami sudah melapor ke petugas, tapi belum juga ada yang datang mengevakuasi,”katanya. Dia menyebutkan, sejak Rabu malam dari puing-puing bangunan sering terdengar jeritan minta tolong. Namun sejak Kamis pagi suara itu tak terdengar lagi. Dari informasi di Posko Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Sumbar, 4.530 orang anggota Tim SAR (pencarian dan pertolongan) dari sejumlah unsur telah diterjunkan ke lapangan untuk mengevakuasi para korban gempa.

Mereka mulai bekerja sejak Rabu malam dan terus berupaya mengevakuasi para korban. Tim terutama bekerja di lokasi gedung bertingkat yang roboh dan diperkirakan ada belasan hingga puluhan korban terperangkap di dalamnya. Di sejumlah titik tampak upaya pencarian dibantu dengan alat berat, namun sebagian besar upaya pencarian belum mendapat bantuan alat berat yang menyulitkan upaya evakuasi. Upaya pencarian terutama difokuskan kepada korban yang diperkirakan masih hidup dan diupayakan dapat tertolong,meski dalam kondisi luka-luka.

Korban Tewas

Di RSUD M Djamil Padang, jenazah korban gempa terus berdatangan. Rumah sakit terbesar di Kota Padang itu ramai dikunjungi masyarakat yang melihat daftar nama keluarganya yang tewas dalam musibah gempa. Dari data Posko Satkorlak,korban tewas akibat gempa hingga Kamis sore menjadi 478 orang.Korban tewas berasal dari Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Solok, Kota Pariaman, dan Kota Bukittinggi.

Menurut salah seorang petugas Posko Satkorlak, Evi, data terus bertambah seiring berlangsungnya pencarian korban yang terperangkap di dalam reruntuhan bangunan. Dari data posko penanganan bencana di rumah dinas Gubernur Sumbar,korban meninggal dunia paling banyak ditemukan di Kota Padang, 157 orang. Di Kabupaten Padang Pariaman korban meninggal dunia 154 orang dan di Kota Pariaman korban meninggal dunia 21 orang. Korban meninggal dunia yang lain ditemukan di Kabupaten Pesisir Selatan,Kota Bukittinggi, dan Kota Solok.

“Ini bisa terus bertambah,” kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie di posko tersebut kemarin. Dalam pantauan Seputar Indonesia di sejumlah desa di Kabupaten Padang Pariaman,warga masih terus melakukan evakuasi korban di puing-puing reruntuhan bangunan rumah.Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman adalah wilayah yang paling parah terkena dampak gempa.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, hingga kemarin sore fasilitas umum seperti sekolah yang rusak sebanyak 50 dan rumah ibadah 88 buah. Rumah yang rusak berat mencapai 10.062 rumah. Bupati Padang Pariaman Muslim Kasim menyatakan, di daerahnya terdapat empat korong (sebutan untuk dusun) yang permukiman warganya tertimbun longsoran tanah.Korong adalah struktur pemerintah terkecil di Sumbar. Keempatnya adalah Korong Lubuk Laweh, Lere Nan Panjang, Pulau Air, Cumanak di Nagari (desa) Tandikat,Kecamatan Patamuan.

Di empat desa ini diperkirakan ratusan warga masih tertimbun longsor yang diakibatkan gempa. Sejak kemarin sore pemerintah setempat masih terus mendatangkan alat berat untuk memudahkan evakuasi.“Ratusan korban dipastikan masih tertimbun di sana,”ujar Muslim di kantornya di Pariaman.

Prioritas Evakuasi

Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi menyatakan proses evakuasi korban menjadi prioritas utama di samping pemulihan aktivitas perekonomian, ketersediaan listrik, transportasi, dan bahan bakar minyak (BBM). Dalam kunjungan ke Padang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginstruksikan kepada Gamawan untuk segera mengambil langkah-langkah tanggap darurat,menyelamatkan korban gempa bumi. Presiden menegaskan saat ini sampai dua pekan ke depan yang menjadi prioritas adalah penyelamatan korban bencana.

“Kita harus menyelamatkan warga yang bisa dilakukan, meskipun waktunya selama dua minggu. Jangan berhenti mengevakuasi jenazah,” ujar Presiden. Pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Rp100 miliar sebagai langkah penanganan gempa. Saat menjelaskan kronologi gempa,Presiden meralat penjelasan dari Gamawan Fauzi, yaitu kekuatan gempa yang semula diberitakan berkekuatan 7,6 SR sebenarnya adalah berkekuatan 7,9 SR.

Usai meninjau lokasi gempa terparah di Kota Padang, Presiden langsung menuju ke guest housePT Semen Padang dan bermalam bersama rombongan terbatas. Rencananya hari ini Presiden akan meninjau korban luka-luka di Rumah Sakit Padang, serta melanjutkan peninjauan ke lokasi bencana di Pariaman. (rijan irnando purba/ rarasati syarief/ant)

KEDATANGAN BUPATI KUANSING KE SMA PINTAR

IA DATANG KAMI SENANG
Itulah yang terjadi pada seluruh civitas akademika SMA Pintar Kuantan Singingi pada tanggal 17 September 2009.Mengapa tidak tidak,pasalnya orang orang nomor 1 di Kuantan Singingi akan tiba di Sekolah kami yang tercinta dialah Bapak H.Sukarmis. Kedatangan bapak Sukarmis serta rombongan bertujuan untuk Bubar alias buka bareng dalam rangka bubar pada Ramadhan 1430H.
Pagi itu tepatnya hari kamis kami semua sibuk untuk gotong royong. Seluruh siswa berbaris rapi untuk mendapatkan bagian tugas Goro(Gotong Royong)masing-masing. Saya dapat bagian membersihkan rumput-rumput liar di bagian barat sekolah. Hari itu cukup melelahkan untuk ukuran orang puasa tapi semangat yang kuat tidak bisa melunturkan hasrat yang menggebu di dalam jiwa ini.
Goropun usai sebelum zuhur tiba. Istirahat sejenak saya rasa cukup untuk memulihkan kembali keletihan yang ada. Tidak lama waktu berjalan terdengar suara beberapa motor melintas di samping asrama depan di mana tempat saya beristirahat.Wah…ramai sekali, saya tidak menyangka acara penyambutan bapak Sukarmis seramai ini.Terbersit rasa syukur terhadap Allah SWT karena memang terbukti Ramadhan membawa berkah.
Kini sore hari telah tiba, segala persiapan telah terselesaikan.Tidak ketinggalan saya mandi, berpakaian melayu sekolah, pakai minyak rambut,minyak wangi,sedikit bedak dan JENG JEEENG. Saya sudah tinggal tambah senyuman semanis manisnya ketika ketika Bupati Kuantan Singingi itu tiba. Para guru dan teman-teman juga tidak ketinggalan. Mereka sangat rapi serapi-rapinya. Pokoknya mereka semaksimal mungkin mempersembahkan penampilan yang terbaik untuk Bapak Sukarmis beserta rombongan walaupun dengan keadaan yang serba terbatas. Kami tetap mensyukurinya.
Ia datang kamipun senang. Itulah kata yang pantas bagiku untuk menafsirkan wajah-wajah gembira civitas SMA Pintar. Lihat saja ketika kaki pertama beliau mendarat di Bumi SMA Pintar, pada waktu itu juga perasaan bahagia terlepas dari wajah kami yang mana selama ini kami tunggu-tunggu kehadiranya. Ia tersenyum bangga ketika keluar dari mobil yang ia tumpangi itu. Begitu keluar ia langsung menyalami kami satu persatu. Teman-teman juga antri berbaris namun tertib. Dengan diiringi musik rebana yang bertalu-talu ia langsung menuju ke belakang di mana lokasi Bubar dilaksanakan.
Ketia ia sampai di belakang ia menatap luas nuansa sederhana yangada di Sekolah yang kami cintai ini. Ia tampak tenang,puas,dan gembira saya dapat melihatnya dari sorot matanya yang tenang diimbangi dengan gayanya yang sederhana tapi rapi. Ia berjalan melihat keadaan sekolah kami.setelah itu ia berbincang-bincang dengan rombonganya sambil menunggu berbuka puasa.
Waktu berbuka telah tiba,segala makanan pembuka dibagikan dengan adil dan merata. Alhamdulillah, kami langsung berdoa dan segera berbuka puasa. Kami berbuka dengan rasa syukur terhadap apa yang telah dikaruniakan Allah SWT di Bulan suci ramadhan yang penuh berkah ini. Tak lama berselang azan maghrib berkumandang segera kami menyudahi makan pembuka dan bergegas untuk mengambil wudhu kemudian solat berjamaah di lapangan bola volley sekaligus basket yang telah diberi tenda dan alas. Suara imam cukup membuatku tertegun dan terhanyut dalam kekhusukkan sholat.
Sholat maghrib telah usai, kini kami segera kembali ke tempat semula untuk makan malam. Makan malam kali ini sangat meriah karena ada sesuatu yang berbeda yaitu dia yang selama ini telah berjasa kepada kami datang untuk Bubar bersama.
Setelah makan malam kami semua sholat isya.alunan ayat-ayat Al-Quar’an yang dilantunkan imampun tidak kalah menariknya. Sama halnya pada kejadian sholat maghrib, aku tertegun terhanyut akan syahdunya irama sang imam membacakan ayat suci Al-Qur’an. Sholat isya telah selesai diselesaikan kemudiandilanjutkan dengan sholat tarawih dan witir yang berjumlah 11 rakaat.acara dimulai, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an kemudian pengarahan dari para rombongan. Yang membuat saya tertarik dari semua kata pengarahan itu adalh dari bapak bupati,katanya kita sekarang sedang mengangkat batang terendam dan ada lagi ia mengatakan bahwa menjalankan ketatapemerintahan ini dengan hati. Saya sangat bangga mempunyai bupati seperti dia,tidak hanya dia mungkin semua orang akan beranggapan seperti saya.
Acara selesai,merekapun kembali meninggalkan kenangan indah di hati.saya harap beliau beserta rombongan dapat hadir kembali di bulan puasa yang akan datang.